PROBOSCIS MONKEYS AND HUNDREDS KINDS OF THEIR FOOD
COOP 38 General Support Badak LNG
In General, bekantan is called Proboscis Monkey (Nasalis Larvatus)
What is Proboscis? Why bekantan are called proboscis monkey?
The term 'proboscis' is applied to any animal with an elongated part on the head, whether vertebrate or invertebrate. In Bekantan, can you guess what is elongated on their head? Eyes? No. Oh Yes, you're correct –Nose. Their noses are long. The characteristic feature of this unique Bornean animal is in its nose. Regrettably, the conservation status of the proboscis monkey is currently Endangered, with a declining population trend each year.
The question is, why is the proboscis monkey population decreasing? Because the forest is getting depleted every day? Of course yes. But, do they really have a hard time finding food? Oh wait, what do they actually eat?
Proboscis monkeys are endemic to the forests of Kalimantan, they will not live far from rivers, mangrove forests and swamps. They are an arboreal species (live in trees) and will only come down to the ground if they cannot find food in the trees or when needed.
If you look at internet pages and other general literature, it is stated that based on the type of food, proboscis monkeys are considered omnivores. But, is it true...proboscis monkeys eat all plants, animals, and all things that can be eaten?
A number of studies that have observed the eating behavior of proboscis monkeys have found that the leaves of plants are the main part of the proboscis monkey's food, with a proportion of more than 90% of the proboscis monkey's total diet. This is in accordance with the statement by Bennett and Sebastian (1988) who reported that proboscis monkeys are folivores (herbivorous animals that specifically eat leaves). According to Bismark (1994), the proportion of leaves in proboscis monkey feed reaches 92% of all feed.
Proboscis monkeys are folivores, but not true folivores. These primates consume almost all parts of plants including roots, bark, leaves, fruit and flowers (Supriatna and Wahyono 2000). Proboscis monkeys can be classified as omnivores because they also eat insects. Bismark (1980), Yeager (1989), Soerianegara et al. (1994), and Supriatna and Wahyono (2000) stated that proboscis monkeys also eat termites, crabs, mosquitoes and insect larvae.
Let's dive deeper.
Based on reports and research results on the feeding ecology of proboscis monkeys, Soendjoto (2003) listed more than 200 plant species as food sources for proboscis monkeys. In research in the Rubber Forest of Tabalong Regency, South Kalimantan, the plants that proboscis monkeys often eat are rubber and kujamas because these types are the most dominant. In research on Bakut Island, Barito Kuala Regency, proboscis monkeys eat 9 types of plants such as Rambai Laut, Beringin, Waru, and 6 others with the most preferred part being the young shoots or leaves. In research in the PT Pertamina EP Asset 5 Sanga-sanga concession area, 18 types of plants were obtained which are the natural food for proboscis monkeys, with the main food being Ficus benjamina L. which is widely spread along the river and has lots of young shoots or leaves. On several occasions, in very rare periods, proboscis monkeys have been found to eat insects (termites and grasshoppers). However, researchers say that eating termites and grasshoppers is an attempt by proboscis monkeys to obtain animal protein.
From all of this data, we can see that proboscis monkeys have quite a variety of foods, with similarities in their tendency to choose young shoots or leaves on plants. If so, what foods do they avoid? And why is it that even though proboscis monkeys can eat insects, the frequency is very rare?
This is because folivorous animals have long digestive tracts and slow metabolism. Proboscis monkeys are animals with a complex/polygastric type of digestion that rely on a number of bacteria to carry out digestion. According to Bennet and Gombek (1993), the complex digestive system cannot digest (i) food sources rich in animal protein, such as insects, and (ii) energy-rich and sweet fruits, such as ripe fruit, because of the bacteria that It plays a role in digestion by fermenting food quickly so that gas and acid form in the stomach. Gas and acid in the stomach will cause bloating and can cause death of the proboscis monkey.
Young leaves and shoots tend to be chosen because they are easier to chew, higher in energy and protein, and lower in fiber and toxins than old leaves. The water content in young leaves is also higher, and most importantly, young leaves have a higher level of digestibility than old leaves because they have lower levels of crude fiber, which can prevent proboscis monkeys from dying due to bloating. Proboscis monkeys also choose immature fruit to avoid feed with high levels of cellulose and feed containing antibiotics found in old plant parts.
So we can conclude that proboscis monkeys eat types of food (leaves, flowers, fruit) from various plant species. Variation in feed is an effort to maintain nutritional needs. Nutrients that are not obtained from certain plant species are sought to be obtained from other types of food or plants. Proboscis monkeys are able to adjust their food to the availability of plants around them. During the famine, proboscis monkeys utilize food with low nutritional quality but which is available in abundance (Yeager, 1989). Proboscis monkeys not only vary their diet according to food availability in each season, but also adapt plants in different habitat types as their food source.
1. Soendjoto, M. A., Alikodra, H. S., Bismark, M. U. H. A. M. M. A. D., & Setijanto, H. (2006). Jenis dan komposisi pakan bekantan (Nasalis larvatus Wurmb) di hutan karet Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Biodiversitas, 7(1), 34-38.
2. Zainudin, Z., & Rezeki, A. (2017). Aktivitas makan dan jenis pakan bekantan (Nasalis larvatus) di Pulau Bakut Kabupaten Barito Kuala.
3. Rukmi, D. S., Hendra, M., & Bashar, M. (2023, July). Study of Natural Food Sources of Proboscis Monkey (Nasalis larvatus) in the Buffer Zone of New Capital City of Indonesia. In International Conference of Tropical Studies and its Applications (ICTROPS 2022) (pp. 378-386). Atlantis Press.
[VERSI INDONESIA]
BEKANTAN DAN RATUSAN JENIS PAKANNYA
Bek apa yang antan? Ya betull, bekantan ✨
Secara umum, bekantan disebut Proboscis Monkey (Nasalis Larvatus)
Apa itu Proboscis? Kenapa dia dipanggil proboscis monkey atau monyet belalai?
Sebutan proboscis disematkan untuk setiap hewan yang memiliki bagian tubuh yang memanjang di bagian kepala, baik hewan vertebrata maupun invertebrata. Pada bekantan, menurut kalian bagian apa yang panjang di kepala mereka? Mata? Bukann. Nah iya betul, Hidung. Hidung mereka panjang. Ciri khas hewan khas Kalimantan ini terletak pada hidungnya. Tapi sayang, hingga saat ini, Status konservasi bekantan adalah Endangered / terancam dengan trend populasi yang semakin menurun setiap tahunnya.
Pertanyaannya, kenapa populasi bekantan semakin menurun? Karena hutan semakin habis setiap harinya? Tentu iya. Tetapi, emangnya mereka susah nyari makan? Eh tunggu dulu, emangnya mereka makan apa?
Bekantan adalah hewan endemik hutan Kalimantan, mereka tidak akan tinggal jauh dari Sungai, hutan bakau, dan rawa-rawa. Mereka adalah spesies arboreal (hidup di pepohonan) dan hanya akan turun ke tanah apabila tidak menemukan makanan di atas pohon ataupun ketika dibutuhkan.
Jikalau melihat di laman internet dan literatur-literatur umum lainnya, disebutkan bahwa berdasarkan jenis makanannya, bekantan termasuk ke dalam jenis omnivora. Tetapi, apakah iya…bekantan memakan segala tanaman, hewan, dan semua hal yang bisa dimakan?
Sejumlah penelitian yang melakukan pengamatan pada perilaku makan bekantan, menemukan fakta bahwa daun pada tumbuhan merupakan bagian yang menjadi pakan utama bekantan, dengan proporsi lebih dari 90% dari keseluruhan pakan bekantan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bennett dan Sebastian (1988) yang melaporkan bahwa bekantan termasuk folivora (hewan herbivora yang khusus memakan daun-daunan). Menurut Bismark (1994), proporsi daun pada pakan bekantan mencapai 92% dari seluruh pakan.
Bekantan termasuk folivora, tetapi bukan folivora sejati. Primata ini mengonsumsi hampir seluruh bagian tumbuhan yang mencakup akar, kulit batang, daun, buah, dan juga bunga (Supriatna dan Wahyono 2000). Bekantan, dapat digolongkan kedalam omnivora karena turut memakan serangga. Bismark (1980), Yeager (1989), Soerianegara et al. (1994), serta Supriatna dan Wahyono (2000) menyebutkan bahwa bekantan juga memakan rayap, kepiting, nyamuk, dan larva serangga.
Mari kita selami lebih dalam.
Berdasarkan laporan dan hasil penelitian tentang ekologi makan bekantan, Soendjoto (2003) mendaftar lebih dari 200 spesies tumbuhan sumber pakan bekantan. Pada penelitian di Hutan Karet Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, tumbuhan yang sering dimakan oleh bekantan adalah karet dan kujamas sebab jenis ini adalah yang paling dominan. Pada penelitian di Pulau Bakut, Kabupaten Barito Kuala, bekantan memakan 9 jenis tumbuhan seperti Rambai Laut, Beringin, Waru, dan 6 lainnya dengan bagian yang paling disukai adalah pucuk atau daun muda. Pada penelitian di Kawasan konsesi PT Pertamina EP Asset 5 Sanga-sanga, diperoleh 18 Jenis tumbuhan yang menjadi pakan alami bekantan dengan pakan utama Ficus benjamina L. yang tersebar banyak di sepanjang Sungai serta memiliki pucuk atau daun muda yang banyak. Di beberapa kesempatan, dalam periode yang sangat jarang, bekantan ditemukan memakan serangga (rayap dan belalang). Namun disampaikan peneliti, bahwa memakan rayap dan belalang adalah upaya bekantan untuk memperoleh protein hewani.
Dari keseluruhan data tersebut, dapat kita lihat bahwa bekantan memiliki variasi makanan yang cukup tinggi, dengan kesamaan dalam kecenderungan memilih bagian pucuk atau daun muda pada tanaman. Kalau begitu, makanan apa yang mereka hindari? Dan mengapa walaupun bekantan bisa memakan serangga, frekuensinya sangat jarang?
Hal ini disebabkan karena hewan folivora memiliki saluran pencernaan yang panjang dan metabolism yang lambat. Bekantan termasuk kedalam hewan dengan tipe pencernaan kompleks / polygastrict yang mengandalkan sejumlah bakteri untuk melakukan pencernaan. Menurut Bennet dan Gombek (1993), system pencernaan yang kompleks tidak dapat mencerna (i) sumber pakan kaya protein hewani, seperti serangga, dan (ii) bebuahan kaya energi dan manis, seperti buah-buahan yang telah masak, karena bakteri-bakteri yang berperan dalam pencernaan akan memfermentasikan pakan dengan cepat sehingga terbentuk gas dan asam dalam perut. Gas dan asam dalam perut akan menyebabkan kembung dan dapat menyebabkan kematian pada bekantan.
Dedaunan muda dan pucuk, cenderung dipilih karena lebih mudah dikunyah, lebih tinggi energi dan protein, serta lebih rendah serat dan racun dibandingkan daun tua. Kadar air pada daun muda pun lebih tinggi, serta yang paling penting, daun muda memiliki tingkat kecernaan yang tinggi daripada daun tua karena memiliki kadar serat kasar yang lebih rendah, sehingga dapat mencegah bekantan dari kematian akibat kembung. Buah yang tidak matang pun juga dipilih bekantan untuk menghindari pakan dengan kadar selulosa yang tinggi dan pakan dengan kandungan antibiotik yang terdapat pada bagian tumbuhan yang sudah tua.
Maka dapat kita simpulkan, bekantan memakan jenis pakan (daun, bunga, buah) dari berbagai spesies tumbuhan. Variasi dalam pakan merupakan Upaya untuk menjaga kebutuhan nutrisi. Nutrisi yang tidak diperoleh dari spesies tumbuhan tertentu, diupayakan untuk diperoleh dari jenis pakan atau tumbuhan lainnya. Bekantan mampu menyesuaikan makanannya dengan ketersediaan tanaman di sekitarnya. Selama paceklik, bekantan memanfaatkan pakan dengan kualitas gizi rendah tetapi tersedia melimpah (Yeager, 1989). Bekantan tidak hanya memvariasikan makanan sesuai dengan ketersediaan pakan pada setiap musim, tetapi juga menyesuaikan tumbuhan di tipe habitat berbeda sebagai sumber pakan mereka.
1. Soendjoto, M. A., Alikodra, H. S., Bismark, M. U. H. A. M. M. A. D., & Setijanto, H. (2006). Jenis dan komposisi pakan bekantan (Nasalis larvatus Wurmb) di hutan karet Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Biodiversitas, 7(1), 34-38.
2. Zainudin, Z., & Rezeki, A. (2017). Aktivitas makan dan jenis pakan bekantan (Nasalis larvatus) di Pulau Bakut Kabupaten Barito Kuala.
3. Rukmi, D. S., Hendra, M., & Bashar, M. (2023, July). Study of Natural Food Sources of Proboscis Monkey (Nasalis larvatus) in the Buffer Zone of New Capital City of Indonesia. In International Conference of Tropical Studies and its Applications (ICTROPS 2022) (pp. 378-386). Atlantis Press.