Nature holds countless amazing stories. Every day, various unique discoveries continue to be reported arriving from all over the biomes. One unique phenomenon that is worth studying is the mechanism of breathing through skin in forgs. Yes, you read that right, this amphibian has a habit that cant be found in many other animals. Frogs are amphibious animals that depend on fresh water. Therefore, this animal is often found in water areas such as rivers, lakes or puddles, although some can also be found in desert areas. In Badak LNG itself, frogs can be found in flooded areas in conservation forests, GOR lakes, ditches and artificial rivers.

Frog skin has high flexibility in terms of function, from breathing, regulating osmotic pressure, regulating temperature, protection, reproduction, to communication. Respiration through the skin is the most important mechanism in amphibians, therefore the epidermis contains a lot of vascular tissue. If we look at the frog's body as a whole, 20% to 90% of the respiratory vessels are found in the skin tissue. Even in small frogs, vessels in the skin are more common than vessels in the lungs. The function of these vessels is to act as a place for exchange between oxygen and carbon dioxide. Through the diffusion mechanism, oxygen can enter the blood vessels and toxic carbon dioxide can be removed from the body.

Respiratory activity through the frog's skin is limited to the amount of surface area of ​​the skin. If frogs carry out activities that require a lot of energy, the amount of skin area needs to increase to accommodate more gas exchange. This unique phenomenon can be found in male Astylosternus robustus frogs during the mating season. When the reproductive season arrives, the frog will move actively for hours. The need for breathing causes modifications to appear on the skin in the form of large numbers of dermal papillae on the hind legs. These small papillae contain many respiratory vessels to increase oxygen demand. In another species of frog, Telmatobius coleus, the surface of the skin develops into a wavy shape with many folds as a mechanism for gas diffusion expansion.

Alam menyimpan berbagai cerita yang menakjubkan. Setiap hari, berbagai penemuan unik terus dilaporkan berdatangan dari penjuru bioma. Salah satu fenomena unik yang menarik untuk dipelajari adalah mekanisme katak dalam bernafas melalui kulit. Ya, kamu tidak salah membaca, hewan amfibi ini memiliki pola hidup yang tidak banyak ditemukan pada hewan lainnya. Katak merupakan hewan berjenis amfibi yang bergantung pada air tawar. Oleh karena itu, hewan ini banyak ditemukan di daerah perairan seperti sungai, danau, atau genangan air, meskipun ada juga yang dapat ditemukan di daerah gurun. Di Badak LNG sendiri, katak dapat ditemukan pada area tergenang di hutan konservasi, danau GOR, selokan, serta sungai buatan.

Kulit katak memiliki fleksibilitas yang tinggi dari segi fungsi, mulai dari pernafasan, pengatur tekanan osmotik, pengatur suhu, perlindungan, reproduksi, hingga komunikasi. Pernafasan melalui kulit merupakan mekanisme yang terpenting pada amfibi, oleh karena itu pada bagian epidermis banyak ditemukan jaringan pembuluh. Bila diamati pada tubuh katak secara keseluruhan, sebanyak 20% hingga 90% pembuluh pernafasan terdapat pada jaringan kulit. Bahkan pada katak dengan ukuran yang kecil, pembuluh di kulit lebih banyak ditemukan ketimbang pembuluh di paru-paru. Fungsi dari pembuluh tersebut adalah menjadi tempat pertukaran antara oksigen dan karbondioksida. Melalui mekanisme difusi, oksigen dapat masuk ke pembuluh darah dan karbondioksida yang bersifat racun dapat dikeluarkan dari dalam tubuh.

Kegiatan pernafasan melalui kulit katak terbatas pada jumlah luas permukaan kulit. Apabila katak melakukan aktifitas yang membutuhkan banyak energi, maka jumlah luasan kulit perlu bertambah untuk mengakomodasi pertukaran gas yang lebih banyak. Fenomena unik ini dapat ditemukan pada katak jantan berjenis Astylosternus robustus di musim kawin. Saat musim reproduktif ini tiba, katak tersebut akan melakukan pergerakan aktif selama berjam-jam. Kebutuhan pernafasan menyebabkan munculnya modifikasi pada kulit berupa bintil-bintil kecil dalam jumlah besar pada bagian kaki belakang. Bintil-bintil kecil tersebut berisikan banyak pembuluh pernafasan untuk meningkatkan kebutuhan oksigen. Pada spesies katak lain berjenis Telmatobius coleus, permukaan kulit berkembang menjadi bergelambir dengan banyak lipatan sebagai mekanisme ekspansi difusi gas.